Blogroll

Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 27 Maret 2014

6 Kasus Pesawat Hilang yang Paling Misterius Sepanjang Masa


Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 hingga saat ini masih dinyatakan hilang. Ada kemungkinan pesawat itu jatuh atau hancur di udara. Namun, hal itu belum bisa dikonfirmasi sebab hingga kini tak satu pun puing pesawat yang ditemukan.
Kasus hilangnya pesawat bukan kali ini saja terjadi. Sejarah mencatat setidaknya ada 6 kasus hilangnya pesawat yang hingga kini belum terpecahkan. Apa saja kasus itu? Simak informasi yang dikutip dari berjambang.blogspot.com

1. Hilangnya Amelia Earhart
Salah satu penerbang pionir Amerika Serikat, Amelia Earhart, menghilang bersama pesawat yang dikemudikannya, Lockheed Electra, pada 2 Juli 1937. Ia bersama navigatornya, Fred Noonan, hilang ketika berupaya terbang mengelilingi dunia.
Earhart, yang juga merupakan perempuan pertama yang terbang melintasi Samudra Atlantik, hilang di sekitar Pulau Howland, Samudra Pasifik. Hingga kini, pesawat yang diterbangkan Earhart belum ditemukan.
Ada banyak teori terkait hilangnya Earhart. Teori sederhana menyatakan bahwa pesawat yang diterbangkannya kehabisan bahan bakar dan jatuh ke laut. Sementara itu, ada yang mengatakan bahwa ia adalah mata-mata untuk Franklin D Rosevelt dan akhirnya tertangkap oleh Jepang.
Ada lagi yang menyatakan bahwa pesawat jatuh di sebuah pulau di Jepang, dan Earhart tewas di sana. Yang lain menyatakan, Earhart selamat dan pindah ke New Jersey serta berganti nama. Selain itu, tentu saja, ada yang mengatakan bahwa Earhart diculik alien.

2. Hilangnya Glenn Miller di Selat Inggris
Glenn Miller pernah menunjukkan keahlian menerbangkan pesawat di Inggris bersama Angkatan Bersenjata Amerika Serikat pada musim panas tahun 1944.
Ia menghabiskan malam terakhir hidupnya di Milton Ernest, dekat Bedford, 14 Desember 1944. Hari berikutnya, ia terbang menuju Paris, tetapi tak pernah sampai. Ia dinyatakan hilang di Selat Inggris.
Ada banyak teori tentang hilangnya Miller. Ada yang mengatakan, ia hilang terkait pengeboman. Ada pula yang mengatakan bahwa Miller selamat, tetapi mati di sebuah rumah bordil di Paris karena serangan jantung.

3. Hilangnya Flight 19 di Segitiga Bermuda
Hilangnya Flight 19 ini terjadi pada 5 Desember 1945. Peristiwa ini yang kemudian mengawali legenda tentang Segitiga Bermuda.
Misi latihan lima Navy Avenger, dipimpin oleh instruktur penerbangan Charles Taylor, bertolak dari Fort Lauderdale, Florida.
Satu setengah jam setelah misi dimulai, pilot melaporkan bahwa mereka mengalami disorientasi dan tak bisa mengenali batas-batas wilayah di bawahnya.
Lewat komunikasi radio, Taylor mengatakan kepada Naval Air Station di Fort Lauderdale bahwa dua kompas pada pesawat tak berfungsi.
Pesawat kemudian hilang dan tak bisa ditemukan. Sejumlah 14 orang dinyatakan tewas. Anehnya, pesawat PBM Mariner dengan 13 awak yang ditugaskan untuk mencari Flight 19 juga hilang.

4. Insiden Star Dust dan kode morse
Star Dust, pesawat versi penerbangan sipil dari bomber Lancaster, hilang saat terbang dari Buenos Aires, Argentina, ke Santiago, Cile.
Pesawat yang dimiliki oleh British South American Airways (BSAA) itu diterbangkan oleh pilot berpengalaman, Reginald Cook. Pesawat meninggalkan Buenos Aires pada 2 Agustus 1947 pukul 13.46 siang waktu setempat. Pesawat bergerak ke arah pegunungan Andes.
Pesawat tak pernah sampai tujuannya. Namun, pesawat itu mengirim kode morse “STENDEC” sebelum hilang.
Beragam teori, mulai dari alien hingga sabotase, beredar ketika pesawat belum ditemukan. Fragmen pesawat sendiri baru ditemukan 50 tahun kemudian oleh dua orang asal Argentina.

5. Hilangnya Star Tiger di Segitiga Bermuda
Star Tiger yang hilang pada 30 Januari 1948 ini juga milik BSAA. Pesawat hilang ketika hendak terbang dari Santa Maria di Azores ke Bermuda.
Pesawat membawa 25 penumpang, termasuk pahlawan Perang Dunia II, Sir Arthur Coningham. Pesawat terbang dalam kondisi cuaca yang kurang bagus, diikuti oleh pesawat pemantau cuaca Lancastrian.
Pesawat Lancastrian mendarat selamat, tetapi tidak dengan Star Tiger. Kemungkinan, pesawat terempas oleh angin dan jatuh ke laut.

6. Star Ariel
Lagi-lagi, pesawat milik BSAA. Pesawat hilang dalam penerbangan dari Bermuda ke Jamaika pada 17 Januari 1949.
Pesawat itu tak pernah mencapai tujuan. Pencarian terhadap 20 penumpang dan awak pesawat dihentikan pada 25 Januari 1949.
Investigasi yang dilakukan tak berhasil menemukan sebab hilangnya pesawat. Namun, Don Bennet dari BSAA mengatakan bahwa Star Tiger dan Star Ariel sebenarnya disabotase.

10 Pemain Sepakbola Paling Setia Terhadap Klubnya


Dalam dunia sepakbola, godaan uang dan gaji dalam jumlah besar bisa menjadi faktor yang menggoyang kesetiaan para pemain kepada klubnya. Sudah tidak terhitung berapa banyak pemain yang rela meninggalkan klub yang telah membesarkan namanya karena berbagai macam godaan seperti faktor gaji yang ditawarkan maupun alasan mencari tantangan baru. Namun ada juga segelintir pemain yang punya loyalitas sangat tinggi kepada klubnya dan membayar tuntas kepercayaan yang telah diberikan klubnya dengan segudang prestasi, mereka tidak pernah silau terhadap berbagai tawaran menarik yang datang. Lalu siapa saja pemain yang termasuk ke dalam daftar ini? Berikut info yang dikutip dari bolahore.com

1. Francesco Totti

Totti adalah salah satu pemain yang paling setia dengan klubnya. Loyalitasnya tak perlu diragukan lagi, sejak memulai karirnya di klub junior Roma pada tahun 1989, Totti masih mengenakan seragam Roma hingga sekarang. Ia telah menjadi salah satu legenda dan ikon klub ibu kota tersebut, tak heran ia sampai mendapat julukan Pangeran Roma

2. Javier Zanetti

Javier Adelmar Zanetti memulai karir di tim senior Inter Milan pada tahun 1995. Di usianya yang sudah kepala 4, pemain berkebangsaan Argentina ini masih setia dan menjadi salah satu pemain klub Nerazzurri. Ban kapten pun telah melekat di lengannya selama puluhan tahun. Sepanjang karirnya pasti banyak tawaran menarik yang datang namun ia mampu menahan godaan dan tetap setia hingga saat ini. Zanetti telah menjelma menjadi ikon klub dan legenda hidup di Inter Milan.

3. Iker Casillas

Perjalanannya di Madrid di mulai dari umur 9 tahun saat ia masuk ke akademi sepakbola Madrid. Saat ini Casillas telah berumur 36 tahun dan bisa dibilang ia telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk Real Madrid. Sudah tak terhitung berapa banyak pemain dan pelatih yang datang dan pergi, namun kehadiran Casillas tetap bertahan dengan seragam putih-putih milik Madrid. Setelah kepergian Raul, otomatis Casillas yang menjadi ikon bagi klubnya. Jika nanti ia keluar dari Bernabeu seperti yang sudah dirumorkan, ia tetap akan menjadi salah satu pemain paling loyal.

4. Paolo Maldini

Sejak pertama kali masuk ke tim senior AC Milan di tahun 1985, total pemain ini telah berseragam Merah-Hitam selama 24 tahun. Sebuah karir yang panjang. Ia bertahan selama ini bukan karena sepi peminat, tapi karena bukti kecintaannya kepada klub yang telah membesarkan namanya. Siapa yang meragukan permainan dan kontribusi Maldini bagi AC Milan? Segudang prestasinya di atas lapangan telah menjadi pembuktian. Di luar lapangan pun ia merupakan sosok panutan bagi seluruh pemain AC Milan. Legend!

5. Ryan Giggs

Ryan Giggs merupakan salah satu pemain jebolan akademi Manchester United angkatan tahun 1992 yang biasa disebut “Class of 92″. Kesetiannya kepada Setan Merah tak perlu dibantah lagi. Selama karir profesionalnya ia hanya setia dengan satu klub. Di usia 40 tahun dan menjelang akhir karirnya, ia masih mampu memberikan penampilan terbaik untuk United. Ia tercatat sebagai salah satu pemain dengan pemegang gelar terbanyak

6. Steven Gerrard

Kapten Liverpool yang satu ini memang tipe pemain yang setia. Sepanjang karirnya ia hanya mengenakan seragam merah kebanggan publik Liverpool. Meski belum berhasil mempersembahkan gelar juara Liga Inggris bagi Liverpool, namun ia tetap bertahan dengan klubnya. Tahun 2005, Real Madrid pernah melemparkan tawaran fantastis sebesar 80 juta pounds kepada Liverpool untuk menjadikan Gerrard pemain termahal di dunia, namun Gerarrd sama sekali tak punya keinginan untuk meninggalkan Liverpool, tawaran tersebut pun ditepisnya jauh-jauh

7. Alessandro Del Piero

Di antara nama-nama di atas, Del Piero bisa disebut yang paling setia. Sejak awal kedatangannya, pemain berdarah asli Italia ini menjelma menjadi salah satu bintang besar. Hampir seluruh karir sepakbolanya ia habiskan bersama Juve. Cobaan besar datang saat tim berjuluk La Vecchia Signora harus didegradasi ke Serie B akibat skandal Calciopoli, beberapa pemain bintang pun memutuskan hengkang. Namun Alex tetap bertahan di klub kesayangannya dan berhasil membawa Juve kembali ke Serie A di musim berikutnya. Kecintaan publik Turin kepadanya pun bisa dilihat saat Juve memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya, para Juventini melakukan protes keras kepada klub

8. Raul Gonzalez

Raul merupakan pemain kesayangan publik Bernabeu hingga saat ini. Klub ibu kota tersebut telah menjadi bagian penting dalam hidupnya, ia menghabiskan 16 tahun untuk bermain dengan seragam putih-putih. Kontribusinya untuk Madrid pun tak terbantahkan lagi, ia menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah klubnya dengan total 323 gol. Julukan Pangeran Bernabeu pun disematkan kepadanya, buah dari kesetiaannya kepada klub. Sayang menjelang akhir karirnya Real Madrid melepasnya ke klub lain, padahal impian Raul adalah pensiun di klub tersebut

9. Carles Puyol

Kapten dan palang pintu terakhir klub Barcelona ini sudah melekat kuat di hati publik Catalan. Sejak kedatangannya di tahun 1995, bek berambut gimbal ini tak sekali pun berganti seragam dengan klub lain. Ban kapten pun disematkan di lengannya sebagai tanda kepercayaan klub kepada pemain ini. Puyol membayar tuntas kepercayaan dari Barca dengan mempersembahkan puluhan gelar juara mulai dari kompetisi domestik, eropa hingga dunia. Sayang Puyol harus meninggalkan klub pada kahir musim ini, bukan karena uang, namun karena ia merasa tidak bisa tampil 100% lagi untuk klub sebesar Barca. Wajar saja, karena selama membela Barca ia tidak hanya mengorbankan waktu dan tenaganya, namun juga fisiknya yang mengalami tak kurang dari 35 macam cedera berbeda

10. John Terry

Nama terakhir yang masuk daftar pemain dengan loyalitas tinggi adalah John Terry. Pemain yang satu ini telah menjalani karirnya di Chelsea selama 16 tahun, kesetiaannya kepada klub dibayar dengan pemberian ban kapten. Kemampuannya mengawal pertahanan pun tak perlu diragukan lagi, ia termasuk salah satu bek paling tangguh di dunia. Melihat usianya yang sudah menginjak 33 tahun, tampaknya Chelsea akan jadi klub terakhir dalam karirnya

SEJARAH JUVENTUS FC



Sejarah Juventus F.C.

Juventus  adalah legenda olahraga sepakbola. Pada November 1897, sekelompok pemuda di Liceo D’Azeglio hendak bermain bola di taman Piazza d’Armi yang biasa dijadikan arena lari dan pacuan kuda. Duduk di bangku cadangan Piazza d’Armi, ide itu muncul: mendirikan klub olahraga yang berkonsentrasi pada sepakbola.
Nama Juventus tidak langsung disandang klub ini. Bermula dari "Societa Via Port", kemudian "Societa sportive Massimo D’Azeglio", dan yang terakhir "Sport Club Juventus". Nama tersebut mampu menarik hati para pendiri sehingga mereka pun sepakat menggunakannya.
Juventus berbasis di Turin, Piedmont, Italia. Klub ini telah mengarungi beragam sejarah manis dan merupakan klub tersukses dalam sejarah Liga Italia Seri-A. Tidak main-main, 28 gelar juara ada di tangan, dan menempatkannya sebagai klub terbaik Italia abad ke-20.


Rekam Gelar

Pada 1897, Juventus mulai diperhitungkan, meskipun dalam laga pertama melawan Torino FC, mereka menjadi bulan-bulanan. Rupanya, bukan angka gol yang menarik pemerhati bola saat itu, namun skill individu yang terbilang lumayan, bahkan menangguk pujian lawan. Pujian tersebut memicu semangat berlatih lebih baik. Pada 1900, Juventus ambil bagian di liga profesional, dan mencapai final di musim kompetisi 1903 dan 1904.
Sukses pertama digenggam pada 1905 saat secara ajaib Juventus menjuarai grup Piedmont, mengandaskan Milan dan menahan seri Genoa. Maka, Federasi Sepakbola Italia tak memiliki alasan untuk tidak menganugerahkan pelat juara. Sukses kedua hampir diraih kalau saja Juventus tidak memutuskan walk-out dari partai final kompetisi 1906 melawan AC Milan.
Pasca 1906 merupakan tahun-tahun sulit. Diawali keputusan Chairman Dick dan beberapa pemain andalan meninggalkan klub, diperparah kehadiran tim tangguh Pro Vercelli dan Casale yang bergantian merebut posisi puncak. Pada 1915, Italia terlibat Perang Dunia I, berimbas pada penundaan kompetisi. Tak hanya itu, beberapa pemain dan ofisial yang turut terjun dalam perang, sebagian gugur atau hilang tak tahu rimbanya.
Juventus baru meraih momentum kembali pada 1920 saat membungkam Genoa di final Grup Utara, walaupun gagal mencicipi gelar juara yang jatuh ke tangan Inter Milan. Edoardo Agnelli, pemilik FIAT, mengambil alih Juventus pada 1923. Ia membangun stadion untuk markas Juventus dan menyuntikkan semangat baru yang mengantarkannya meraih scudetto kedua pada 1925, menekuk klub Alba Roma dengan agregat 12-1.

Lima Gelar Beruntun

Fenomena Juventus terus berlangsung di rentang 1930-1935, di mana Italia untuk pertama kalinya mencatat nama yang sama sebagai scudetto lima kali berturut-turut. Dan, perubahan format kompetisi menjadi Liga Serie A semakin mematangkan Juventus sebagai tim solid yang membayangi keperkasaan Inter Milan.
Sukses itu tak bisa dilepaskan dari peran bek sayap, Luisito Monti, yang memiliki karakter tangkas dan pekerja keras. Selanjutnya, Juventus terus melahirkan pemain-pemain tangguh seperti Bertolini (bek), Sernagiotto (sayap), maupun Felice Placido yang menghadiahkan gol-gol penting bagi timnya.
Masa setelah 1935, Juventus mengalami fluktuasi prestasi. Juventus ditekuk Inter Milan pada laga puncak kompetisi 1937. Pada 1938 susah payah meladeni Torino untuk meraih scudetto. Tahun berikutnya bermain buruk dan terdepak ke tangga ke-8 kompetisi. Kehadiran bek cemerlang Carlo Parola hanya mampu memperbaiki posisi lima tangga lebih baik pada tahun berikutnya, dan turun lagi ke posisi ke-6 pada kompetisi 1941.
Gelar baru diraih pada musim berikutnya, sesaat sebelum pecah Perang Dunia II. Tapi, kompetisi kembali terhambat seiring pecahnya perang. Liga baru digelar lagi 1944, dan gelar diboyong Torino. Juventus bahkan tidak berlaga di partai puncak.
Memainkan kiper Giovanni Viola, bek Bertucelli,Piccini, dan penyerang Vivolo pada kompetisi 1949, Juventus mengambil alih kekuasaan liga. Gelar ke-8 dibukukan klub dengan rekor 100 gol. Tapi, tahun berikutnya kembali memburuk seiring hengkangnya pilar sayap Juventus, Martino, yang hijrah ke Argentina.
Kendati Juventus kembali ke tangga juara pada 1952, namun kemunduran klub ini tak bisa ditutupi dengan kegagalan mereka menyelesaikan partai final menghadapi Inter Milan di dua musim berikutnya. Dan, keputusan Gianni Agnelli meninggalkan klub pada 18 September 1954 mengawali masa gelap kedua.

Pasang Surut

Selanjutnya, Juventus melewati masa pasang surut prestasi. Masuknya pemain Omar Sivori dan John Charles memberi sentuhan permainan apik dan memetik gelar ke-10 pada 1957. Musim berikutnya harus puas di posisi ke-4, pada 1959 kembali meraih juara dan mempertahankannya di dua tahun berikutnya. Setelah itu, Juventus baru tercatat lagi sebagai scudetto pada 1966.

Konflik di tubuh Juventus membuatnya kehilangan gelar pasca-1966. Perubahan taktik, formasi pemain, pelatih, dan perombakan manajemen klub baru bisa mengambalikan Juventus ke tangga juara pada 1971, lewat permainan apik Bettega dan Causio yang mampu meredam AC Milan. Dan, kehadiran kiper legendaries Dino Zoff dan Jose Altafini memperpanjang gelar itu tahun berikutnya, gelar ke-15.
Juventus pun kembali ke lajur juara setelah menundukkan AC Milan, Parma, Atlanta, dan Lazio. Juve memang tak berhasil memuncaki kompetisi, namun posisi ketiga tentulah sukses tersendiri untuk klub yang baru saja promosi. Bahkan, mampu meraih gelar top skorer melalui kaptennya, Del Piero yang membukukan 21 gol sepanjang musim.


Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Juventus_F.C.