POTENSI GEOGRAFIS
INDONESIA
I. PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di
daratan maupun di dasar laut. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai
hubungan yang erat dengan aktivitas manusianya. Satu ciri utama kajian geografi
adalah mengkaji saling hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial di
permukaan bumi.
Aktivitas penduduk disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis
terutama kondisi fisiknya. Kondisi geografi fisik tersebut meliputi kondisi
iklim, topografi, jenis dan kualitas tanah serta kondisi peraian.
Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tergantung pada
kondisi lingkungan fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk
mengelola dan memanfaatkan kondisi lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan
hidupnya.
II.
KONDISI GEOGRAFIS
Indonesia
memiliki bentang alam atau bentuk permukaan bumi yang ada di daratan
berbeda-beda. Ada yang disebut dataran tinggi, dataran rendah dan pantai.
Daerah-daerah tersebut tentunya dapat diketahui dari letak suatu wilayah,
antara lain sebagai berikut:
- Posisi
daerah tersebut terhadap tempat atau daerah lain.
- Kehidupan
penduduk yang ada di daerah tersebut.
- Latar
belakang sejarah dan pengaruh yang pernah ada atau akan ada terhadap
daerah tersebut.
Untuk lebih
memahami kondisi geografis Indonesia tentunya kita akan mempelajari juga
hal-hal yang mempengaruhinya, yaitu: letak fisiografis dan letak sosiografis.
2.1.
Letak Fisiografis
Letak fisiografis
adalah letak suatu tempat berdasarkan segi fisiknya, seperti dari segi garis
lintang dan garis bujur, posisi dengan daerah lain, batuan yang ada dalam bumi,
relief permukaan bumi, serta kaitannya dengan laut. Letak fisiografis ini
meliputi:
a.
Letak astronomis
Letak astronomis,
yaitu letak suatu tempat berdasarkan koordinat garis lintang dan garis
bujurnya.
Letak astronomis Indonesia: 6°.08′LU – 11°.15′LS dan 95°.45′BT – 141°.05‘BT.
Letak astronomis ini mengakibatkan Indonesia mengalami iklim tropis yang sangat
membawa keuntungan bagi negara Indonesia. Keuntungan yang didapat oleh
Indonesia dengan posisi / letak astronomis tersebut adalah memiliki curah hujan
yang tinggi dan penyinaran matahari sepanjang tahun. Lahan-lahan pertanian
sangat tergantung dengan curah hujan yang tinggi dan penyinaran matahari,
sehingga dapat memberikan kesuburan pada lahan pertanian. Dengan demikian
memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Selain itu, wilayah Indonesia juga banyak
terjadi penguapan sehingga kelembapan udara cukup tinggi. Hal ini sangat
menguntungkan bangsa Indonesia untuk bercocok tanam ataupun beraktivitas dalam
segala bidang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Batas wilayah
Indonesia berdasarkan letak astronomis:
- Wilayah
Indonesia paling utara adalah Pulau We, yang terletak pada 6°.08′LU.
- Wilayah
Indonesia paling selatan adalah Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur terletak
pada 11°.15′LS.
- WIlayah
Indonesia yang paling barat yaitu pulau We di ujung utara Pulau Sumatera
pada 95°.45′BT
- Wilayah
Indonesia paling timur adalah Kota Merauke terletak pada 141°.05′BT.
Wilayah Indonesia
terbagi atas tiga wilayah waktu, yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB) GMT +7,
Waktu Indonesia Tengah (WITA) GMT +8, dan Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT)
GMT +9.
Letak
Astronomis Indonesia
b.
Letak geografis
Letak geografis,
yaitu letak suatu tempat dilihat dari kenyataannya di muka bumi atau letak
suatu tempat dalam kaitannya dengan daerah lain disekitarnya. Letak geografis
disebut juga letak relatif, disebut relatif karena posisinya ditentukan oleh
fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan,
benua dan samudra.
Secara geografis wilayah Indonesia terletak di antara dua benua dan dua
samudra, yaitu Benua Asia dengan Benua Australia. Sedangkan samudra yang
membatasi adalah Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Letak geografis ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan wilayah Indonesia,
baik dilihat dari keadaan fisik dan sosial maupun ekonomi dan politik.
Letak
Geografis Indonesia
c.
Letak geologis
Letak geologis
ialah letak suatu daerah atau negara berdasarkan struktur batu-batuan yang ada
pada kulit buminya. Letak geologis Indonesia dapat terlihat dari beberapa
sudut, yaitu dari sudut formasi geologinya, keadaan batuannya, dan jalur-jalur
pegunungannya. Dilihat dari jalur-jalur pegunungannya, Indonesia terletak pada
pertemuan dua rangkaian pegunungan muda, yakni rangkaian Sirkum Pasifik dan
rangkaian Sirkum Mediterania. Oleh karena itu, di Indonesia:
- Terdapat
banyak gunung berapi yang dapat menyuburkan tanah.
- Sering
terjadi gempa bumi.
- Terdapat
bukit-bukit tersier yang kaya akan barang tambang, seperti minyak bumi,
batu bara dan bauksit.
Letak
Geologis Indonesia
d.
Letak geomorfologis
Letak
geomorfologis, yaitu letak suatu tempat berdasarkan tinggi rendahnya tempat
tersebut terhadap permukaan air laut atau dilihat dari bentuk permukaan bumi.
Letak geomorfologis Indonesia sangat bervariasi. Perbedaan letak geomorfologis
mempunyai pengaruh yang bermacam-macam, misalnya:
- Adanya suhu
yang berbeda-beda sangat berpengaruh terhadap jenis tanaman
- Menentukan
ada tidaknya mineral-mineral yang dikandung oleh batuan tersebut
- Menentukan
kepadatan penduduk, misalnya tempat-tempat yang morfologi daratannya
berbukit atau terjal kepadatan penduduknya kecil
- Perlu
memperhitungkan morfologi daerah sebelum membangun bangunan-bangunan,
jembatan-jembatan, gedung-gedung, dan jalan-jalan raya.
Letak
Geomorfologis Indonesia
e.
Letak maritim
Letak maritim,
yaitu letak suatu tempat ditinjau dari keadaan kelautan di sekitarnya, yakni
apakah tempat itu dekat atau jauh dari laut serta apakah sebagian atau
seluruhnya dilingkungi oleh laut, dan sebagainya.
Letak maritim atau letak kelautan Indonesia sangat baik sebab wilayahnya yang
berbentuk kepulauan dikelilingi oleh tiga lautan besar, yakni: bagian timur
Indonesia berhadapan dengan Samudera Pasifik, bagian selatan Indonesia
berhadapan dengan Samudera Hindia, dan bagian utara Indonesia berhadapan dengan
Laut Cina Selatan (Lihat gambar: Letak Geografis Indonesia).
Letak maritim yang demikian tentu saja membawa akibat yang baik bagi Indonesia,
misalnya, adanya usaha atau kegiatan di bidang pelayaran, perikanan serta
pelabuhan di wilayah Indonesia, menyebabkan Indonesia mempunyai potensi ekonomi
besar untuk dikembangkan, dan Indonesia mempunyai posisi penting dalam
percaturan politik dunia.
Letak
Maritim Indonesia
2.2
Letak Sosiografis
Letak sosiografis
adalah letak suatu tempat ditinjau dari sosio-kulturalnya, seperti segi
ekonomi, segi politis, dan sebagainya.
a.
Letak ekonomis Indonesia
Letak ekonomis
adalah letak suatu negara ditinjau dari jalur dan kehidupan ekonomi negara
tersebut terhadap negara lain. Letak ekonomis Indonesia sangat baik, sebab
terletak antara Benua Asia dan Australia ditambah dengan beberapa tempat di
sekitar Indonesia yang merupakan pusat lalu lintas perdagangan, misalnya: Kuala
Lumpur dan Singapura. Negara tetangga Indonesia ini membutuhkan hasil-hasil
pertanian dan hasil pertambangan yang banyak dihasilkan Indonesia. Kemungkinan
Indonesia menjadi pusat pasar dunia yang besar sehingga banyak negara industri
yang menanamkan modalnya di Indonesia.
b.
Letak sosio-kultural Indonesia
Letak
sosiokultural adalah letak berdasarkan keadaan sosial dan budaya daerah yang
bersangkutan terhadap daerah di sekelilingnya.
Indonesia, secara sosiogeografis–kultural, terletak di perempatan jalan antara
Benua Asia dan Australia yang terdiri dari berbagai bangsa. Hal ini menyebabkan
terjadinya akulturasi budaya.
Secara sosiokultural, Indonesia mempunyai banyak persamaan umum dengan
negara-negara tetangga. Misalnya, sama-sama merupakan negara sedang berkembang,
sama-sama sedang menghadapi masalah ledakan penduduk, sama-sama berlandaskan
kehidupan beragama, sama-sama bekas negara jajahan, dan sebagian besar
penduduknya mempunyai persamaan ras.
Melihat kondisi-kondisi sosial tersebut, tidak mengherankan apabila
bangsa-bangsa di Asia, umumnya dan Asia Tenggara, khususnya, berupaya memajukan
masyarakat dan memperbaiki keadaan sosiokulturalnya. Adanya kerja sama dan
kontak sosial ini dapat dilihat dengan dibentuknya ASEAN, Asean Games, dan
berbagai bentuk kerja sama lainnya.
Letak
Ekonomis dan Sosiokultural Indonesia
III.
KAITAN KONDISI ALAM DAN IKLIM DENGAN KEHIDUPAN PENDUDUK
Kondisi alamiah dan manusia pada
dasarnya memiliki hubungan timbal balik. Hubungan inilah yang mengakibatkan
manusia memiliki karakteristik berbeda-beda disetiap wilayahnya.
Aktivitas penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis
terutama kondisi fisiknya. Kondisi geografi fisik tersebut meliputi kondisi
iklim, topografi, jenis dan kualitas tanah, serta kondisi perairan.
Kondisi daratan dengan segala kenampakannya merupakan tempat tinggal manusia
dengan segala aktivitasnya. Mulai dari ketinggian paling rendah yang terletak
di pantai sampai daerah puncak gunung.
Aktivitas penduduk yang terkait pada kondisi alam dapat diketahui dari corak
kehidupan penduduknya, yakni:
- Corak
kehidupan di daerah pantai. Penduduk umumnya bekerja sebagai nelayan, penjual
jasa wisata, sektor perikanan dan perkebunan kelapa.
- Corak
kehidupan di daerah dataran rendah. Penduduk biasanya bekerja pada sektor
pertanian, ladang dan bentuk pertanian lain. Selain itu sektor-sektor lain
biasanya lebih cepat berkembang seperti transportasi, industri, dan
perdagangan.
- Corak
kehidupan daerah dataran tinggi. Penduduk di daerah ini umumnya bekerja
dalam sektor pertanian terutama perladangan.
3.1
Daerah Pantai
Pantai adalah
bagian daratan yang berbatasan dengan laut. Penduduk daerah pantai mempunyai
karakteristik yang disesuaikan dengan keadaan daerahnya. Beberapa karakteristik
penduduk pantai adalah sebagai berikut:
- Mata
pencaharian
- Transportasi
dan perdagangan
- Pola
pemukiman
- Kondisi
fisik penduduk
- Bentuk rumah
a.
Mata pencaharian penduduk daerah pantai
Penduduk memilih mata pencaharian
mereka sesuai dengan ketersediaan yang terkandung di alam. Sebagian besar
penduduk memilih bekerja sebagai nelayan dibandingkan bercocok tanam. Hal ini
disebabkan kondisi tanah yang kurang baik untuk dimanfaatkan untuk bercocok
tanam. Daerah pantai juga merupakan tempat wisata yang menarik, sehingga
sebagian penduduk bekerja sebagai penjual jasa. Disamping itu, daerah pantai
juga dapat dijadikan sebagai tempat budidaya tanaman, meskipun
penggunaannya hanya sebagai mata pencaharian sampingan. Beberapa jenis tanaman
yang cocok di daerah pantai diantaranya adalah kelapa, semangka, melon dan buah
naga.
Aktivitas lain dari penduduk di daerah pantai adalah perikanan air payau.
Perikanan ini diusahakan dalam bentuk kolam luas yang disebut tambak. Ikan yang
banyak dibudidayakan pada tambak adalahh ikan yang bernilai tinggi, seperti
bawal, bandeng dan lobster.
b.
Transportasi dan perdagangan
Beberapa pantai
di Indonesia digunakan sebagai sarana transportasi dan bongkar muat barang.
Daerah pantai yang digunakan sebagai dermaga pelabuhan, dapat kita jumpai,
misalnya: Tanjung Benoa, Gilimanuk (Bali), dan lain-lain. Aktivitas
transportasi dan perdagangan membentuk karakteristik penduduk sekitar pantai.
Lapangan pekerjaan ini semakin terbuka sehingga banyak penduduk yang berprofesi
sebagai pedagang, buruh pelabuhan, dan aktivitas lain penunjang aktivitass
transportasi dan perdagangan.
c.
Pola pemukiman
Sebagian besar
penduduk di daerah pantai bermata pencaharian sebagai nelayan, maka pemukiman
mereka biasanya membentuk pola memanjang (linear) mengikuti garis pantai. Pola
pemukiman linear memudahkan para nelayan untuk pergi melaut.
d.
Kondisi fisik penduduk
Suhu udara di daerah pantai terasa sangat
panas. Suhu rata di daerah pantai pada siang hari bisa lebih dari 27°C.
Kondisi suhu yang panas ini mengakibatkan penduduk daerah pantai berwarna kulit
agak gelap. Selain itu, jika berbicara penduduk pantai agak keras, karena
harus beradu dengan suara gemuruh ombak yang tak kunjung henti.
e.
Bentuk rumah
Rumah-rumah di
daerah pantai biasanya memiliki ventilasi yang banyak dan atap terbuat dari
genteng tanah. Ventilasi yang banyak dimaksudkan agar banyak udara dingin yang
masuk ke rumah.
3.2
Dataran Rendah
Dataran rendah merupakan daerah datar yang
memiliki ketinggian hampir sama.
Di Indonesia daerah dataran rendah merupakan daerah yang penuh dengan
kedinamisan dan kegiatan penduduk yang sangat beragam. Daerah dataran rendah
cocok dijadikan wilayah pertanian, perkebunan, peternakan, kegiatan, industri,
dan sentra-sentra bisnis.
Lokasi yang datar, menyebabkan pengembangan daerah dapat dilakukan seluas
mungkin. Pembangunan jalan raya dan jalan tol serta kelengkapan saran
transportasi ini telah mendorong daerah dataran rendah menjadi pusat ekonomi
penduduk. Kemudahan transportasi dan banyaknya pusat-pusat kegiatan di daerah
dataran rendah menarik penduduk untuk menetap disana. Oleh karena, itu
penduduknya semakin bertambah dan kebutuhan tempat tinggal serta tempat usaha
juga meningkat. Lahan-lahan seperti sawah dan hutan sebagai penyangga
keseimbangan alam semakin berkurang digantikan oleh tumbuhnya bangunan
bertingkat. Hal ini banyak menimbulkan permasalahan, seperti daerah resapan air
berkurang yang mengakibatkan banjir pada saat musim hujan dan kekeringan pada
saat musim kemarau.
Keanekaragaman aktivitas penduduk ini menunjukkan adanya heterogenitas mata
pencaharian penduduk. Petani, pedagang, buruh dan pegawai kantor adalah
beberapa contoh mata pencaharian penduduk daerah dataran rendah.
3.3
Dataran Tinggi
Wilayah Indonesia pada daerah dataran
tinggi memiliki sistem pegunungan yang memanjang dan masih aktif. Relief
daratan dengan banyaknya pegunungan dan perbukitan, menyebabkan Indonesia
memiliki kesuburan tanah vulkanik, udara yang sejuk, dan alam yang indah.
Relief daratan dengan banyak pegunungan dan perbukitan memiliki udara yang
subur dan udara yang sejuk sehingga sangat diminati penduduk yang kegiatan
utamanya di bidang pertanian. Sebagian besar penduduk juga masih banyak yang
tergantung pada alam dan memanfaatkan hasil dari alam. Penduduk daerah
pegunungan juga banyak yang memanfaatkan suhu udara yang dingin untuk menanam
sayuran dan tanaman perkebunan. Selain itu, relief daratan yang demikian juga
memiliki potensi menjadi daerah pariwisata.
KESIMPULAN:
Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia, pada dasarnya tergantung pada
kualitas manusianya. Pusat-pusat kegiatan ekonomi penduduk pada
hakekatnya adalah hasil peradaban manusia yang mampu memanfaatkan
kondisi lingkungan fisiknya sesuai dengan kemampuan potensinya yang
dominan di daerah yang bersangkutan.
Aktivitas penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya cenderung memiliki
hubungan yang erat dengan lingkungan fisiknya, walau tidak sepenuhnya
mutlak kondisi geografis ini mewarnai aktivitas kehidupan penduduk di
wilayah dataran tinggi, dataran rendah dan wilayah pantai.
SUMBER:
http://abelpetrus.wordpress.com/geography/kondisi-geografis-dan-penduduk-indonesia/