Blogroll

Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 12 Oktober 2013

Inilah Saya

Nama saya Harjunadi lahir pada tanggal 26 april 1993 di Jakarta. Saya anak pertama dari 2 bersaudara.  Saya mempunyai kedua orang tua dan adik laki-laki, ibu saya telah meninggal dan sekarang saya tinggal bersama ayah dan adik. Ayah orangnya sangat menyayangi kedua anaknya, adik saya orangnya lumayan nakal dan tidak jarang juga adik saya kadang terkena marah oleh ayah.
Saat ini saya berumur 20 tahun dan sedang menjalani pendidikan di Universitas swasta yang berada di kota depok. Rumah saya dengan tempat kuliah bias dikatakan jauh karena rumah saya berada di kota bekasi dan tempat kuliah berada di kota depok sehingga saya memutuskan untuk tinggal bersama saudara saya yang kebetulan berada dekat dengan tempat saya berkuliah. Disana saya tinggal dengan pakde saya yang telah memiliki keluarga dengan seorang istri, 2 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Sudah lebih 2 tahun saya tinggal dengan mereka sejak saya mulai kuliah di depok. Di rumah itu orangnya sangat baik dengan saya karena anak-anak pakde saya umurnya tidak jauh dengan saya sehingga saya nyaman kalau ingin bercerita atau bermain-main dengan mereka.
Saya mempunyai hobi bermain sepak bola, futsal dan bermain game. Hampir separuh waktu saya habiskan untuk bermain game bersama teman-teman saya, karena dengan bermain game itu bagi saya sangat menyenangkan dan bias menambah teman. Saya mulai menyukai hobi saya pada saat masih kelas 5 SD, pada waktu masa SMP saya sangat menyukai bermain game hingga saya kadang membolos dan tidak masuk sekolah karena terpengaruh akan bermain game bersama teman-teman saya. Tetapi saya mulai sadar dan dikit demi sedikit mengurangi bermain game dengan teman-teman saya.

Saya sekarang sedang menjalani pendidikan kuliah dan saya sudah berada di tingkat 3 atau semester 5. Disemester ini saya sudah mulai bersungguh-sungguh untuk belajar karena saya mempunyai target lulus tepat waktu dan memperoleh nilai IP yang saya harapkan. IP saya sebelumnya lumayan bagus tapi itu belum seperti apa yang saya harapkan, dan saya ingin menaikkan IP saya agar sesuai dengan apa yang saya harapkan. Saya ingin membahagiakan ayah saya dengan nilai IP saya dan nanti bisa melihat saya mempunyai gelar S1 dan sukses untuk membantu keluarga yang saya cintai. 

Sabtu, 05 Oktober 2013

Jurnal Perilaku Konsumen

Tema:

Pengaruh Iklan Televisi Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Sabun Mandi Lifebuoy

Oleh : Esti Margiyanti Utami & Sri Kusmaryati Universitas Muhammadiyah Purworejo

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh iklan televisi terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sabun mandi lifebuoy. Penelitian dilakukan di Kelurahan Sendangsari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo. Jumlah populasi dalam penelitian ini 210 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik convenience sampling dan purposive sampling. Dengan menggunakan teknik tersebut maka diperoleh sampel sebanyak 131 orang.
Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil analisis regresi menghasilkan persamaan, Y = 4,336 + 0,251X1 +0,342X2 + 0,503X3. Nilai t hitung untuk masing-masing variabel signifikan yang berarti bahwa variabel suasana, dialog dan personal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan
keputusan pembelian sabun lifebuoy. F hitung sebesar 131,143 dan signifikan, yang berarti bahwa variabel suasana, dialog dan personal secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sabun lifebuoy. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,750, yang berarti 75% perubahan Y disebabkan oleh variasi perubahan variabel suasana (X1), dialog (X2), dan personal (X3),
sedangkan sisanya sebesar 25% dipengaruhi variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian.

Kata kunci : iklan televisi, perilaku konsumen, pengambilan keputusan pembelian

PENDAHULUAN

Seiring dengan berubahnya pola hidup dan meningkatnya kebutuhan akan barang-barang
konsumsi, maka produksi barang-barang konsumsi juga mengalami banyak kemajuan. Persoalan tersebut akhirnya mengakibatkan persaingan super ketat dari produsen, hal ini akan berpengaruh pada pola hidup masyarakat dengan semakin gencarnya informasi yang mereka terima dari suatu produk.
Berbagai upaya promosi dilakukan untuk menarik minat konsumen agar mau membeli produk yang mereka hasilkan. Gencarnya promosi yang dilakukan dapat dilihat dari banyaknya iklan yang dipasang atau disiarkan oleh para pengguna jasa iklan pada berbagai media masa baik cetak maupun elektronik termasuk televisi.
Iklan pada sebuah tayangan televisi merupakan salah satu bentuk promosi, berusaha memberikan informasi kepada konsumen tentang adanya produk tertentu. Keunggulan dan kualitas menjadi ciri suatu iklann untuk mempengaruhi konsumen agar memilihnya serta mendapatkannya.
Dampak dari suatu iklan televisi tergantung bagaimana pesan disampaikan. Variabel-variabel dalam mempelajari iklan televisi digolongkan menjadi tiga, yaitu (Kotler, 1993:291) :

1. Suasana
Suasana adalah latar belakang keadaan yang dapat menggambarkan suatu maksud tertentu di dalam suatu iklan.
2. Dialog
Dialog adalah pesan iklan yang disampaikan dalam di dalam suatu media yang diharapkan dapat menarik konsumen untuk membeli produk tersebut.
3. Personal
Personal adalah orang-orang yang dapat dipakai dalam menyampaikan pesan iklan. Produsen selalu berupaya mendesain pesan iklan sedemikian rupa agar menarik. Semakin menarik suatu iklan dan semakin dilihat, dibaca, dan didengar maka semakin akrab konsumen dengan produk-produk yang diiklankan, maka dapat diharapkan konsumen untuk memilihnya. Sesuatu yang asing tentunya kurang disukai oleh konsumen. Penelitian tentang iklan televisi yang sering digunakan produsen untuk memperlancar komunikasi dengan konsumennya dan masyarakat luas sangat menarik. Iklan sabun mandi lifebuoy versi membersihkan tanah longsor akan dijadikan fokus dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui pengaruh suasana terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sabun mandi lifebuoy.
2. Mengetahui pengaruh dialog terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sabun mandi lifebuoy.
3. Mengetahui pengaruh personal terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sabun mandi lifebuoy.
4. Mengetahui pengaruh suasana, dialog, dan personal secara bersama-sama terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sabun mandi lifebuoy.

METODE

Populasi dan Sampel

Penelitian dilakukan di Kelurahan Sendangsari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah melihat iklan sabun mandi lifebuoy versi membersihkan tanah longsor dan menggunakan sabun mandi
lifebuoy tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan convenience sampling dan purposive sampling. Convenience sampling adalah teknik penyebaran kuesioner atas dasar kemudahan menemui responden, agar tidak terjadi duplikasi maka setiap responden
diminta untuk mengisi identitas responden. Purposive sampling adalah pengambilan sampel anggota populasi dilakukan dengan pertimbangan tertentu. Jumlah sampel ditentukan berdasarkan tabel penentuan sampel (Sugiyono, 2004:81). Dengan taraf kesalahan 5%, maka sampel diambil sebanyak 131 responden.
Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (X)
a. Suasana (X1)
Suasana adalah latar belakang keadaan yang dapat menggambarkan suatu maksud tertentu  di dalam suatu iklan. Suasana meliputi cuplikan kehidupan, gaya hidup, fantasi, dan citra.
b. Dialog (X2)
Dialog adalah pesan iklan yang disampaikan dalam di dalam suatu media yang diharapkan dapat menarik konsumen untuk membeli produk tersebut. Dialog meliputi musikal, keahlian teknik, dan bukti-bukti ilmiah.
c. Personal (X3)
Personal dalah orang-orang yang dapat dipakai dalam menyampaikan pesan iklan. Personal meliputi simbol kepribadian dan bukti-bukti ilmiah.
2. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sabun mandi lifebuoy.
Variabel-variabel yang digunakan diukur dengan menggunakan skala likert 1-5 (sangat tidak setuju – sangat setuju).
Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda.

HASIL PENELITIAN


Responden
Responden diklasifikasikan menurut jenis kelamin, usia dan pekerjaan. Responden terdiri dari perempuan sebanyak 98 orang (74%) dan laki-laki sebanyak 33 (26%). Responden yang berusia <20 tahun sebanyak 19 orang (14%), usia 20-30 tahun sebanyak 34 orang (26%), dan usia 31-40 tahun sebanyak 67 orang (51%). Jenis pekerjaan responden cukup bervariasi, 51 orang (39%) adalah petani, 25 orang (19%) adalah wiraswasta (dagang), 24
orang (19%) adalah PNS, 17 orang (13%) adalah pegawai swasta, sedangkan sisanya sebanyak 14 orang (10%) adalah mahasiswa.

Analisis Data
Analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh suasana (X1), dialog (X2), dan personal (X3) terhadap pengambilan keputusan pembelian sabun mandi lifebuoy (Y). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 10.0 for windows. Hasil perhitungan menghasilkan persamaan regresi, yaitu :
Y = 4,336 + 0,251X1 + 0,342X2 + 0,503X3
a. Nilai koefisien regresi untuk variabel suasana adalah positif (0,251)
Suasana berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan konsumen membeli sabun mandi lifebuoy, artinya jika variabel suasana dalam iklan sabun mandi lifebuoy baik dan dapat menggambarkan maksud dari penayangan iklan tersebut maka pengambilan keputusan konsumen membeli sabun mandi lifebuoy akan mengalami peningkatan.
b. Nilai koefisien regresi untuk variabel dialog adalah positif (0,342)
Dialog berpengaruh  positif terhadap pengambilan keputusan konsumen membeli sabun mandi lifebuoy, artinya jika variabel dialog dalam iklan sabun mandi lifebuoy dapat menarik konsumen dengan penataan musik yang tepat dan menonjolkan keahlian perusahaan dalam membuat
produk andalannya maka pengambilan keputusan konsumen membeli sabun mandi lifebuoy akan mengalami peningkatan.
c. Nilai koefisien regresi untuk variabel personal adalah positif (0,503)
Personal berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan konsumen membeli sabun mandi lifebuoy, artinya jika variabel personal dalam iklan sabun mandi lifebuoy menampilkan orang-orang atau model iklan terpercaya yang diyakini dapat mempengaruhi minat beli konsumen baik itu disebabkan karena sang model iklan yang
terkenal ataupun pernyataan yang diungkapkan model iklan agar konsumen tertarik maka
pengambilan keputusan konsumen membeli sabun mandi lifebuoy akan mengalami peningkatan.
Hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk masing-masing variabel signifikan yang berarti bahwa variabel suasana, dialog dan personal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sabun lifebuoy. Nilai F hitung adalah sebesar 131,143 dan signifikan, yang berarti bahwa variabel suasana, dialog dan personal secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sabun lifebuoy. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,750, yang berarti 75% perubahan Y
disebabkan oleh variasi perubahan variabel suasana (X1), dialog (X2), dan personal (X3), sedangkan sisanya sebesar 25% dipengaruhi variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam
penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, 2000, Analisis Regresi Teori Kasus dan Solusi, Yogyakarta: BPFE
Engel, James, 1994, Perilaku Konsumen, Jilid 1, Jakarta: Binarupa Aksara
Kasali, Rhenald, 1993, Manajemen Periklanan dan Aplikasi Di Indonesia, Jakarta: Grafiti
Kotler, Philip, 1993, Manajemen Pemasaran, Jilid II, Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Kesebelas, Jakarta: Indeks
Riduan, 2005, Belajar Mudah Penelitian, Bandung: Alfabeta
Sugiono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta
______, 2005, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta
Swasta, Basu dan Ibnu Sukotjo, 2000, Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta:
Liberty Swasta, Basu dan T. Hani Handoko, 1987, Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen, Yogyakarta: Liberty

Komentar :
Jadi, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel iklan televisi (suasana, dialog, dan personal) berpengaruh positif terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sabun mandi lifebuoy. Uji F menunjukkan bahwa variabel suasana, dialog, dan personal secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sabun mandi lifebuoy.


Tugas Bahasa Indonesia

Perjalanan’ Sanering, Devaluasi dan Kini Redenominasi

Bank Indonesia (BI) berkeinginan mengangkat citra uang rupiah diantara mata- uang negara-negara di dunia. Gubernur BI mengusulkan untuk meredenominasi uang rupiah dengan menghapus tiga angka nol disetiap lembar rupiah. Jadi, uang pecahan dengan nilai Rp 100.000 kelak akan berubah menjadi Rp 100.

Sepintas, memang, kebijakan itu dapat mengangkat derajat rupiah di mata uang dunia. Jika saat ini satu dolar AS harganya Rp 9.600, maka kelak kursnya cuma Rp 9,6. Kurs rupiah terhadap sejumlah mata asing pun seolah-olah akan menguat. Singkat kata, kebijakan redenominasi diharapkan dapat mengangkat derajat rupiah dari dalam keranjang 10 mata uang sampah.

Sebenarnya bukan kali ini saja pemerintah mengutak-atik rupiah. Tahun 1950, misalnya, Menteri Keuangan Syafrudin Prawiranegara melakukan pemotongan mata uang rupiah atau sanering untuk mengerem inflasi. Namun kebijakan yang dikenal dengan “Gunting Syafrudin” ini justru membuat harga-harga kian meroket.
Presiden Soekarno pun memerintahkan Maladi, Menteri Muda Penerangan, untuk melakukan sanering kedua pada 25 Agustus 1959. Tak hanya itu. Simpanan giro dan deposito milik masyarakat dibekukan dan kemudian diubah menjadi simpanan berjangka. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pun didevaluasi 74,5%.
Akibat kebijakan itu, kekayaan rakyat yang dikumpulkan bertahun-tahun ludes dalam sekejap. Sementara masalah ekonomi tak juga membaik. Demikian pula posisi rupiah terhadap mata uang asing semakin terpuruk. Anehnya, pemerintah Soekarno justru kembali melakukan sanering ketiga pada 13 Desember 1965.Uang lama Rp 1.000 diganti uang nilai baru Rp 1.

Kebijakan itu membuat perekonomian Indonesia semakin kacau. Harga barang-barang terus meroket, bahkan inflasi sempat menyentuh 594%. Puncaknya terjadi pada 1966, ketika inflasi mencapai 635,5%. Rakyat pun kian menderita karena pendapatan mereka yang hanya US$ 80 per tahun habis dimakan inflasi. Buruknya perekonomian ini menjadi pendorong kejatuhan Orde Lama.

Di masa pemerintahan Orde Baru, kebijakan sanering memang tak lagi dipergunakan. Namun di bawah Presiden Soeharto, rupiah beberapa kali didevaluasi. Tahun 1971, misalnya, kurs rupiah dipotong 10% menjadi Rp 415 per dolar. Kemudian lewat kebijakan Kenop 1978, dolar Amerika dipatok di level Rp 625. Maret 1983 nilai rupiah kembali didevaluasi dari Rp 700menjadi Rp 970 per dolarAS.

Ketika krisis moneter melanda Indonesia, 1997, pemerintah justru membiarkan rupiah mengambang bebas (free floating). Sikap ini berbeda dengan kebijakan pemerintah Malaysia yang mematok dolar AS pada level tertentu. Alhasil, nilai rupiah pun terpuruk. Apalagi setelah BI mencetak uang pecahan Rp 50.000. Puncaknya terjadi April 1998, ketika itu nilai rupiah rontok menjadi Rp 17.200 per dolar. Kirisis moneter ini membuat Pak Harto lengser.

Betul, setelah reformasi nilai tukar rupiah relatif stabil. Namun pamornya telah jatuh terhadap sejumlah mata uang asing, terutama terhadap dolarAS. Terlebih sejak BI menerbitkan uang pecahan Rp 100.000 pada 1999. Maka jangan kaget bila kemudian rupiah dikelompokkan sebagai uang sampah, bersama sembilan mata uang lainnya.

Nah, untuk mengangkat kembali martabat rupiah, BI berencana meredenominasi rupiah. Namun banyak kalangan yang tidak setuju dengan rencana itu. Walau pun redenominasi berbeda dengan dengan sanering maupun devaluasi, namun mereka khawatir kebijakan itu justru akan menimbulkan spekulasi dan meroketnya harga-harga.


Sumber: inilah.com